Rabu, 30 Desember 2015

SEPENGAL KISAH LUHUR WANITA MULIA BERNAMA AISYAH

Periode Rasul, para sahabat dan istri-istri beliau adalah suatu periode yang teramat indah dalam sejarah islam. Para sahabat Rasul adalah manusia-manusia pilihan yang sebagian diantaranya dijamin Rasul masuk surga, Istri-istri beliau juga wanita-wanita luar biasa yang di dalam Al-Qur'an dinyatakan sebagai wanita-wanita yangtidak sama dengan wanita-wanita yang lain, satu dari istri Rasul adalah Sayiditina Aisyah yang mendapat kasih sayang serta cinta yang luar biasa dari Rasul.

   
 Aisyah dikenal dalam sejarah dengan wanita rupawan, berakhlak mulia dan teramat cerdas. Tak terhitung hadits Rasul yang disampaikan melalui istri beliau yang satu ini, Suatu dari sekian akhlak terpujiyang melekat pada pribadi Aisyah adalah kedermawanan yang sanggat mengagumkan. Kisah dibawah ini harus dapat menjadi motivasi bagi setiap mulimin yang hidup di jaman yang sangat berbeda ini.

Abdullah bin Zubair adalah keponakan Aisyah yang sangat beliay sayangi. Abdullah tidak menyukai kedermawanan Aisyah yang dianggap berlebihan, semntara beliau sendiri hidup dalam kesusahan. Aisyah mendermawankan apa saja yang ia dapatkan. Oleh karena itu, suatu ketika Abdullah bi xubait berkata kepada seseorang. "Dengan cara bagaimana pun, aku inggin menghentikan kebiasaan bibiku." 

    Berita ini sampai kepada sayiditina Aisyah sehingga ia sanggat marah dan berkata: "Ia ingin melarangku bersedekah?"
lalu ia bersumpah tidak akan berbicara  lagi dengan keponakanya

     Banyak para sahabat nabi mengigatkan Aisyah agar membatalkan sampulnya,  tetapi saran itu dtolaknya.
            
     Akhirnya, karena perasaan cemas yang sangat , Abdullah bin zubaidir meminta bantuan cucu baginda.

       Abdullah bin Zubaer mengikuti keduanya, ketika kedua cucu Nabi duduk itu telah duduk di balik hijab dan Sayiditina Aisyah juga duduk di balik Hijabnya, terjadilah pembicaraan diantara mereka. Pada waktu itulah Ibnu Zubair masuk kedalam hijab dan langsung memeluk bibinya seraya menangis memohon maaf. Kedua cucu Nabi memintakan maaf untuk Ibnu Zubair dan mengingatkan tentang hadist hadist Nabi mengenai larangan memutuskan pembicaraan sesama muslim dan ancaman yang beliau sampaikan.

      Setelah hadist-hadist Nabi ini dibacakan berulang kali, Aisyah, wanita yang mulia itu, bersedia memaafkan keponakanya. Ia kemudian menangis terisak-isak dan berbicara dengan keponakanya tadi, Sebagai tebusan sumpahnya, Aisyah berkali-kali membebaskan hamba sahaya hingga mencapai empat puluh orang.
Jika ia teringat perbuatanya membatalkan sumpah itu, ia pun menangis sehingga air matanya membasahi kainya.
  
       Suatu hari Aisyah sedang berpuasa. Di rumahnya hanya ada sekerat roti, tiba-tiba datang seorang fakir meminta-minta. Aisyah kemudian berkata kepada pelayanan :"Berikanlah roti itu!" Si pelayan berkata : "Tidak ada sedikitpun makanan di rumah ini untuk berbuka nanti. Mendengar itu, Sayidtina Aisyah berkata: "Tidak mengapa, berikanlah roti itu!"

             
       Kisah-kisah di atas hanyalah sebagian kecil dari untain kisah indah yang terjadi dalam kehidupan para sahabat dan istri Rasul. 
Peristiwa-peristiwa seperti itu seharsnya bisa mengetuk hati muslim yang hidup di Zaman yang sudah sangat berbeda ini. 
Kisah-kisah seperti ini tak boleh hanya menjadi bacaan pelipur lara.
Ia harus dapat mengetuk nurabu kita yang paling dalam, dna membuat kita berkata :

" AKU ingin seperti orang-orang itu walau tak mungkin sepenuhnya...........!"
         

0 komentar :

Posting Komentar

luvne.com luvne.com ayeey.com cicicookies.com mbepp.com kumpulanrumusnya.comnya.com.com